Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pegatwakan, Ritual Akhir Galungan

 

(ilustrasi) persembahyangan di Pura Melanting, Buleleng.


Pegatwakan dijelaskan dalam Lontar Sundarigama:

"Pahang, Buda Kliwon Pegatwakan, ngaran, pati warah panelasning mengku, biana semadi, waraning dungulan ika, wekasing perelina, ngaran kalingan ika, pakenaning sang wiku lumekasang kang yoga semadi, umoring kala ana ring nguni, saha widi-widana sarwa pwitra, wangi wangi, astawakna ring sarwa dewa, muang sesayut dirgayusa abesik, katur ring Sang Hyang Tunggal, panyeneng tatebus."


Artinya:

Buda Kliwon Pahang merupakan hari raya Pegatwakan. Disebut Pegatwakan karena saat itu adalah berakhirnya tapa-brata. Sang Wiku patut melaksanakan renungan suci. Sarananya yaitu wangi-wangian dan sesayut dirgayusa dan dipersembahkan kehadapan Sang Hyang Tunggal, dan dilengkapi juga dengan penyeneng dan tetebus. 


Pegatwakan merupakan sebuah ritual keagamaan Hindu yang dilaksanakan di akhir rangkaian hari raya Galungan, yaitu 35 hari setelah Buda Kliwon Dungulan. Saat Pegatwakan ini dilaksanakan pencabutan Penjor yang dipasang semenjak hari Penampahan Galungan. Segala hiasan Penjor tersebut dilepas dan dibakar, kemudian abunya dimasukkan ke dalam klungah atau bungkak yang sudah dikasturi dan ditanam di lubang Penjor tersebut atau di halaman rumah.


Secara bahasa, pegat memiliki makna putus, sedangkan wakan atau uwakan memiliki makna kembali. Artinya, masyarakat Hindu yang sudah menjalankan Hari Raya Galungan dan Kuningan selama 42 hari (abulan pitung dina), telah memperoleh pengetahuan lewat proses pengendalian diri yang dilaksanakan selama serangkaian Hari Raya Galungan yang dimulai dari Tumpek Wariga.


Dalam himpunan keputusan seminar kesatuan tafsir terhadap aspek-aspek agama Hindu,  Buda Kliwon Pahang (Pegat Wakan/Pegat Warah):

1. Adalah Akhir dari pada melakukan Tapa Brata.

2. Juga merupakan akhir dari pada pelaksanaan Kegiatan Galungan pewarah Bhatara Durgha kepada Sri Jayakasunu (Lontar Jayakusuma).

3. Juga warah Sang Hyang Suksma Licin kepada para Pendeta (Lontar Sundarigama).


Dengan pelaksanaan upakara pada rahina Pegatwakan ini kita berharap segala ketidak baikan akan sirna sesuai makna pelaksanaan Galungan. Mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera berlalu.

Posting Komentar untuk "Pegatwakan, Ritual Akhir Galungan"